Rabu, 31 Desember 2014

Museum-museum di sangiran kalijambe




Setelah menyelesaikan museum sebagai sentra informasi di Klaster Krikilan pada tahun 2011, maka pada tahun-tahun berikutnya sejak saat itu 3 klaster lainnya mulai dibangun. Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Dayu selesai dibangun pada tahun 2012.Pada tahun 2013, Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Bukuran dan Museum Manyarejo sebagai museum pendukung Klaster Bukuran telah selesai dibangun. Dan pada tahun 2014, pembangunan Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Ngebung juga telah diselesaikan.Museum manusia purba Klaster Dayu, museum manusia purba Klaster Ngebung dan klaster Bukuran pada tanggal 19 oktober 2014 yang lalu telah diresmikan oleh Wakil Presiden, yang waktu itu masih dijabat oleh Boediono.

Sementara Museum Manyarejo diresmikan oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Prof Dr.Kacung Marijan, PhD Rabu 5 Nopember 2014 bertempat di Museum Bukuran Kabupaten Sragen.Pengembangan masing-masing Klaster ini diarahkan untuk kepentingan masyarakat akan ketersediaan informasi tentang Situs Sangiran sehingga masyarakat dapat merasakan nilai penting Situs Sangiran sebagai World Heritage dan potensi di dalamnya. Pada akhirnya akan tumbuh rasa bangga dan rasa cinta tanah air masyarakat Indonesia.


Berikut gambaran singkat dari masing-masing klaster yang ada di Sangiran:

Klaster Krikilan

Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan Merupakan visitor center yang memberikan informasi secara lengkap tentang Situs Sangiran. Klaster ini telah selesai dibangun dan kemudian diresmikan pada tahun 2011 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Sajian pameran di Klaster Krikilan dibagi menjadi 3 ruang, yaitu ruang pamer “Kekayaan Sangiran”, ruang pamer “Langkah-langkah Kemanusiaan”, dan ruang diorama “Masa Keemasan Homo Erictus”.Kekayaan Sangiran menampilkan informasi mengenai temuan-temuan fosil terbaik dari Sangiran, baik dari fauna dan manusia, serta hasil-hasil budaya manusiadi Situs Sangiran. Selain itu, di ruang pamer ini ditampilkan diorama-diorama yang menarik dan alat peraga interaktif sebagai pendukung informasi kepada pengunjung.DI ruang ”Langkah-langkah Kemanusiaan”,disajikan informasi tentang awal pembentukan tata surya menurut Teori Big Bang dalam bentuk film pendek, dan perkembangan bumi dari awal hingga penghunian kepulauan nusantara. Ruang animasi ini didukung dengan koleksi fosil dari Sangiran, artefak, patung-patung, duplikat temuan, audio visual, dan dioramauntuk menjelaskan informasi kepada pengunjung. Ruang pamer “Masa Keemasan Homo Erectus, lingkungan, dan kehidupan binatang-binatangnya. Selain itu, dihadirkan manekin rekonstruksi temuan tengkorak S17 dari Sangiran dan manusia Leang Bua dari Flores.

Klaster Dayu

Klaster Dayu sebagai salah satu bagian dari Museum Manusia Purba Sangiran, terletak di desa Dayu, kecamatan Gondangrejo, kabupaten Karanganyar merupakan salah satu situs yang penting di Sangiran. Situs ini banyak menyimpan kekayaan memori kehidupan sejak jutaan tahun silam, baik itu kehidupan flora, fauna, maupun manusia dan budayanya, serta merekam perubahan lingkungan yang pernah terjadi di Sangiran jutaan tahun silam.Informasi yang terpendam dalam lapisan-lapisan tanah purba perlu untuk diketahui masyarakat luas, oleh sebab itu pada tahun 2013 dibangun sebuah museum yang menyajikan temuan-temuan penting dari Situs Dayu secara khusus dan Situs Sangiran secara umum.Berdiri di atas lahan yang khusus dipilih dan dirancang sebagai sajian contoh lapisan tanah dari 4 zaman dalam rentang masa 100 ribu hingga 1,8 juta tahun silam,Museum dayu menjelma menjadi pusat informasi tentang pelapisan tanah purba dan budaya manusia jenis Homo Erectus terlengkap.Museum Dayu di Klaster Dayu hadir dengan informasi yang populer disertai tata pamer dan display menarik, serta sentuhan teknologi terkini menjadikan museum ini layak menjadi tujuan wisata edukasi dan sumber ilmu pengetahuan tentang masa lalu. Pengunjung akan diajak berjalan menuruni tangga menuju masa jutaan tahun silam.Setelah diselingi dengan Ruang Diorama tentang kehidupan Homo erectus jenis arkaik dan Ruang Galeri Pameran, pengunjung diajak menuju masa 1,2 juta tahun silam pada lapisan Pucangan.

Klaster Bukuran

Klaster Bukuran terletak di Desa Bukuran dan merupakan salah satu situs yang kaya akan tinggalan fosil-fosil manusia. Sebagian besar temuan sisa-sisa manusia purba jenis Homo erectus dari Sangiran ditemukan di situs ini. Hal inilah yang menjadikan pusat informasi mengenai evolusi manusia purba.Museum Klaster Bukuran berisi tentang teori-teori evolusi dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Semua materi tersebut disajikan secara popular dan menarik melalui visual grafis dan interaktif. Pada bagian awal disajikan berbagai macam keberagaman species yang ada di muka bumi, bagaimana adaptasi suatu species makhluk hidup itu bekerja dan proses seleksi alam. Film pendek dan game interaktif di beberapa tempat merupakan pengalaman yang mengesankan bagi pengunjung.Pada bgian selanjutnya diuraikan materi tentang situs Bukuran, temuan-temuan yang signifikan baik itu fosil-fosil binatang maupun sisa-sisa manusia. Kisah pemunculan teori evolusi dan perkembangannya di dunia disajikan pada bagian. Diorama dan rekonstruksi 2 temuan manusia, yaitu Sangiran 17 dan Sangiran 2 adalah display utama di bagianini. Di lantai bawah pengunjung diajak lebih jauh mengenal tentang temuan sisa-sisa manusia dari seluruh penjuru dunia. Berikut tentang teknologi-teknologi terkini di bidang genetika dan biologis, dalam menciptakan species yanglebih baik dari sebelumnya.

Klaster Ngebung

Situs Ngebung memiliki nilai sejarah yang signifikan karena disanalah lokasi pertama kali dilakukan penggalian secara sistematis dengan hasil yang menakjubkan. Di Klaster Ngebung ini, ditampilkan para peneliti dalam upaya mengeksplorasi potensi Situs Sangiran. Kegiatan tokoh-tokoh seperti Raden Saleh,J.C. van Es, Eugene Dubois, G.H.R von Konigswald, disajikan dengan informasi yang lengkap baik secara visual maupun digital interaktif.Penemuan jejak manusia purba berikut mitos yang berkembang di masyarakat dijelaskan dengan lengkap, disertai display koleksi temuan-temuan fosil dari Situs Ngebung.Sebagai ladang penelitian mengenai manusia purba Situs Ngebung menjadi tempat yang produktif menghasilkan temuan fosil binatang, artefak, dan sisa-sisa manusia. Berbagai teori telah berkembang sejalan dengan temuan-temuan di Situs Ngebung. Beberapa teknik analisis untuk menjawab persoalan tersebut disajikan dalam bentuk visual dan interaktif.

Museum Manyarejo

Museum pendukung Klaster Bukuran ini adalah bentuk apresiasi terhadap para peneliti dari berbagai disiplin ilmu dan warga masyarakat yang telah melakukan pekerjaan besar melakukan penelitian dan menghasilkan berbagai penemuan penting untuk Situs Sangiran. Hubungan harmonisini terus berlangsung dari penggalian ke penggalian dan generasi ke genarasi hingga saat ini. Warga sekitar terbuka menerima para peneliti, bahkan warga sekitar menjadi tumpuan dalam setiap ekskavasi dan survey yang dilakukan peneliti.Display Museum Manyarejo menyajikan kenangan penelitian yang pernah dilakukan di daerah ini, legenda yang menjadi mitos masyarakat tentang Sangiran dan temuan-temuannya, berbagai koleksi memorabilia yang dimiliki peneliti dan masyarakat sekitar. Semuanya dikemas dengan nuansa rumah tradisional Sangiran dan didukung dengan teknologi informasi yang memungkinkan pengunjung memperoleh informasi secara interaktif.Pada bagian awal disajikan sejarah penelitian yang pernah dilakukan di Manyarejo, berikut tokoh-tokohnya. Di bagian lain digambarkan kehidupan masyarakat desa yang disajikan dengan display beberapa alat-alat yang biasa mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Selain Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran, institusi lain pernah secara intensif melakukan kegiatandi Manyarejo, yaitu Pusat arkeologi Nasional. Kegiatan Pusat Arkeologi Nasional ini secara khusus disajikan tersendiri berikut koleksi temuan-temuannya. Display kotak ekskavasi dibuatuntuk memberi gambaran kepada pengunjung tentang kegiatan penggalian di Manyarejo.

Demikian informasi tentang museum-museum yang ada di sangiran kecamatan kalijambe kabupaten sragen Provinsi Jawa Tengah diwilayah negara Republik Indonesia(RI/NKRI) yang kami kutip dari humas kabupaten sragen.

Dalam hal ini saya mau memberikan pandangan dan komentar tentang giatnya pemerintahan RI yang dibantu dunia dalam mengembangkan museum-museum purbakala di sangiran kalijambe ini.

Dalam setiap upaya dari seseorang atau negara atau dunia pasti punya maksud dan tujuan.Kali ini bisa saja maksud mengembangkan museum purbakala di situs sangiran kalijambe ini untuk keperluan pariwisata tapi saya mau mengutarakan pendapat yang mungkin kontroversial dengan keadaan saat ini di museum-museum sangiran kalijambe ini saat ini.

Kita tahu atau pernah dengar teori evolusi dari darwin yang mengatakan manusia berasal dari kera yang mana hal ini sangat bertentangan dengan Al-Qur'an yang telah sangat jelas mengabarkan asal muasal manusia dengan kebenaran mutlaq karena didalam Al-Qur'an itu sudah tidak ada keraguan lagi didalamnya,hal itu bisa dilihat di surat Al-Baqarah ayat 2.

Sudah jelas asal muasal manusia dalam Al-Qur'an namun manusia-manusia kafir ingin membantahnya dengan berbagai cara termasuk dengan penelitian-penelitian di situs purbakala museum sangiran.

Pendapat Giyo mengenai fosil yang diduga manusia kera berjalan tegak di sangiran

Dalam Al-Qur'an ada manusia kera yaitu manusia yang dikutuk menjadi kera oleh Alloh karena kekafiran dan pembangkangannya.Siapa manusia kera itu,dialah orang yahudi/bani israil yang kala itu membangkang aturan Alloh hingga mereka di adzab dan dikutuk menjadi kera.Manusia kera ada tapi hanya sedikit,manusia kera yahudi yang dikutuk oleh Alloh.

Bisa jadi fosil manusia kera yang ada disitus sangiran adalah manusia kera yahudi itu sehingga jika mereka gencar meneliti dan memuseumkannya itu berarti mau melestarikan leluhur kera mereka yaitu leluhur orang yahudi yang dikutuk menjadi kera itu.

Saran saya untuk manusia

Jangan percaya dengan teori darwin tentang asal manusia dari kera.Manusia kera itu hanya yahudi yang kafir itu.Mereka dikutuk jari kera karena kekafirannya yang parah.Saat berkunjung ke museum sangiran dan museum pendukung lainya bersyukurlah karena kita bukan berasal dari kera tapi manusia kera itu adalah yahudi dan yahudi asalnya dari keturunan manusia juga hingga pada suatu masa mereka ingkar/kafir dan menentang ajaran Alloh sehingga yahudi tersebut dikutuk jadi kera.Maka jelas manusia kera adalah yahudi.Fosil manusia kera disangiran jika benar itu manusia maka jelas tak lain dan tak bukan itu LELUHUR orang yahudi yang dikutuk jadi kera.Karena dalam Al-Qur'an manusia yang dikutuk jadi kera itu orang yahudi.Allohlah Yang Maha Tahu.

Kajilah Al-Qur'an dengan sungguh-sungguh karena didalamnya terdapat ilmu yang sangat agung,sumber dari segala sumber ilmu,sumber dari segala sumber hukum.

Sangiran kalijambe cukup terkenal,di sangiran kalijambe ini pula ada penemu obat HIV/AIDS yaitu Bapak Sutanto ,Dengan Pengobatan Sengat Lebah Plus Herbal Bapak sutanto ini HIV/AIDS{[Pengobatan HIV/Aids oleh Bapak Sutanto Solo},kanker/tumor,kista,miom,hepatitis,diabetes bisa sembuh yotal dan maksimal.Pengobatannya menggunakan metode terapi sengat lebah/bee venom therapy/BVT yang dikombinasikan dengan ramuan herbal khusus berkhasiat yang diramu dari tumbuhan berkhasiat dari akar-akar tanaman purba yang ada di sekitar museum sangiran bahkan lebahnya juga mengambil madu kayu daun ranting tanaman-tanaman langka yang ada disekitar hutan sangiran kalijambe,mungkin itulah yang membuat lebah dari sangiran ini punya kualitas penyembuhan yang baik dengan khasiat tinggi.

Untuk datang keklinik Pengobatan Sengat Lebah Plus Herbal Bapak sutanto bisa fahami alamat ini:Bubak,ngebung,kalijambe,sragen-solo.Hp 081393768232.

Semoga info ini manfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar