Kamis, 27 Mei 2021

Ceramah halal bihalal idul fitri

 Assalaamu'alaykum wa rohmatullahi wa barakaatuh...

############

Mari kita panjatkan puji syukur ke hadlirat Allah ( اَللّهُ ) Subhanahu wata'ala yang telah memberikan banyak sekali nikmat ni'matnya untuk kita semua terutama ni'mat iman nikmat Islam yang masih melekat pada diri kita hingga saat ini InsyaAllah.Bersyukur bukan masalah sepele karena kita diancam dengan adzan yang pedih jika tidak bersyukur.Kita ingat ayat berikut ini, La-in syakartum la aaziidannakum wa la in kaffartum inna "adzaabi lasyadiid yang artinya Jika kamu bersyukur maka akan ditambah nikmat Allah ( اَللّهُ ) kepadamu dan akan tetapi jika kamu kuffur/ingkar maka adzab Allah ( اَللّهُ ) sangat pedih.

Maka dari itu kita harus senantiasa bersyukur kepada Allah ( اَللّهُ ) disetiap waktu setiap saat.

Macam macam Cara Bersyukur kepada Allah ( اَللّهُ ) :

1.Dengan Pengakuan,mengakui bahwa semua nikmat datangnya dari Allah

2.Dengan lisan, mengucapkan Terima kasih , bersyukur semisal Alhamdulillaah....

3.Dengan perbuatan, beribadah seperti sholat zakat sedekah umroh haji dll

4.Menjaga nikmat, misalnya diberi badan sehat dijaga dikasih makan yang halalan thoyyiban jng bekerja melebihi batas kemampuan dll

Tak lupa marilah kita bersholawat atas nabi Muhammad SAW beserta semua keluarganya dan sahabat2nya.Semoga kita termasuk orang-orang yang akan mendapat syafaatnya pada hari qiyamat kelak (kiamat)

###########

Berikut ini adalah hal hal yang berkaitan erat dengan seluk beluk hari raya iedul fitri / idhul fithri / 'idul fitri.

Istilah istilah yang berhubungan dengan hari raya dan ucapan2 atau tahniah baik iedul fitri maupun iedul adha:

1.Arti idul fthri:kembali fitrah / kembali suci.Manusia lahir dlm keadaan suci, Dan dalam hal hari raya idul fithri ini, kita sdh menjalankan ibadah puasa romadlon dan diiringi dengan amalan2 yang lainya seperti menggencarkan membaca Al-Qur'an sholat-sholat sunah, sedekah / shodaqoh dan juga beristighfar yang banyak sehingga jika Allah ( اَللّهُ ) mengabulkan maka kembalilah kita dalam keadaan suci/fitrah dengan tak punya dosa atau setidaknya dosa kita sudah semakin sedikit.

2.Arti minal 'aa-idin wal faa-iziin (minal aidin wal faizin):Semoga kita termasuk dari orang2 yang kembali (suci/fitrah)  dan orang2 yang sukses / menang (mendapat surga Allah ( اَللّهُ ).

Di masyarakat kadang terjadi kesalahan dalam mengartikan minal 'aidin wal faizin ini karena kadang dikira dan diartikan sebagai mohon maaf lahir dan bathin.

Maka jangan sampai kita salah kaprah karena sudah jadi kebiasaan yang memganggap karena kekurang tahuannya diartikan menjadi "Mohon maaf lahir dan barhin" karena artinya tidak seperti itu.

Ucapan itu berasal dari potongan doa yang lebih panjang dari itu yaitu

“Ja'alanallaahu wa iyyakum minal 'aa-idin wal faa-zin” yg memiliki arti “Semoga Allah menjadikan kami dan anda/kamu/kalian sebagai orang-orang yang kembali (pd fitrah/kesucian) dan menjadi orang2 yang menang / sukses (masuk surga).

Kalimat ja alanallaahu minal aaidin wal faaizin tadi juga ada yang lebih lengkap lagi misalnya: 

Ja'alanallaahu wa iyyakum minal 'aaidiina minal fithrati wal faaiziina bil jannah yang artinya Semoga Allah ( اَللّهُ ) menjadikan kami dan kamu menjadi orang2 yang kembali pada kesucian dan menjadi orang orang yang sukses / beruntung dengan surga / syurga.

3.Arti dari Taqaballahu Minna wa Minkum, semoga Allah menerima amal kami dan amal kalian. Hal ini sesuai dengan hadits dari Jubair bin Nafir,


"Apabila sehabat-sahabat Rasulullah bertemu pada hari raya, mereka saling mengucapkan Taqaballahu Minna wa Minkum".


Kemudian orang yang mendapat ucapan ini menjawabnya dengan Taqaballahu ya Karim. Artinya "semoga Allah menerima doa kami dan kamu". Dengan ucapan ini diharapkan setelah sebulan menghidupkan malam-malam Ramadhan, Membaca Al-Qur'an, Sholat2 sunnah memperbanyak sedekah, keinginannya agar semua amalnya itu diterima Allah SWT. Doa-doanya selama ini diterima Allah dan dilepaskan dari siksa api neraka.

Ucapan manapun bisa dipilih bergantung kebutuhan. Karena ucapan yg baik tidak ada salahnya diucapkan namun, jika ingin mengikuti sunnah maka dapat mengucapkan ucapan hari raya sesuai anjuran Rasulullah atau seperti yang diucapkan sahabat2 nabi.

CONTOH UCAPAN SELAMAT DI HARI RAYA BEBAS:

1.‘Ied mubarak, semoga menjadi ‘ied yang penuh berkah.

2.Minal ‘aidin wal faizin, selamat berhari raya dan meraih kemenangan.

3.Minal ‘aidin wal faizin. Mohon maaf lahir dan batin.

4.Kullu ‘aamin wa antum bi khair, semoga di sepanjang tahun terus berada dalam kebaikan.

Ucapan2 yang baik tidak masalah karena ucapan yang baik adalah doa,bahkan lebih baik daripada shodaqoh / sedekah yang dibarengi dengan menyakiti hati/perasaan si penerima.

قَوْلٌ مَّعْرُوْفٌ وَّمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِّنْ صَدَقَةٍ يَّتْبَعُهَاۤ اَذًى ۗ وَا للّٰهُ غَنِيٌّ حَلِيْمٌ

"Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti. Allah Maha Kaya, Maha Penyantun."

(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 263)

Dalam fatwa Islamweb, ucapan selamat tersebut boleh diucapkan sebelum atau sesudah shalat Id.

###########

TENTANG DOSA/KESALAHAN

Manusia tidak pernah luput dari salah dan dosa. Siapapun itu pasti pernah melakukan kesalahan dan dosa, terutama pada saat bergaul dengan sesama manusia. Meskipun demikian, Allah SWT membuka pintu maaf seluas-luasnya dan mempersilahkan masing-masing hambanya untuk bertaubat dan meminta maaf kepada Allah SWT.

Macam2 dosa:

Scara umum dosa dibagi menjadi 2

1.Dosa kepada Allah ( اَللّهُ ) , minta ampun / maaf nya juga kepada Allah ( اَللّهُ )

2.Dosa kpd manusia, minta ampunnya kepada Allah ( اَللّهُ ) dilanjutkan minta maaf kepada manusia / orang yang kita punya salah. Bahkan jika kesalahan itu karena mengambil hak orang lain, mencuri / hutang tidak mau membayar misalnya maka minta maafnya juga dibarengi dengan memgebalikan hak orang lain yang kita ambil atau minta agar orang tersebut mengikhlaskanya / minta orang itu ridho jika tidak dikembalikan,itupun kalau bisa/mau.

NB: jadi, minta maaf kepada manusia itu lebih susah lebih sulit lebih ribet.

Sedangkan Imam Al-Ghazali menjelaskan dalam Minhajul Thalibin menjelaskan ada tiga macam dosa:


1/Pertama, Dosa manusia kepada Allah SWT, Yaitu dosa karena meninggalkan kewajiban-kewajiban yang diperintahkan Tuhan kepada hambanya, seperti shalat, puasa, zakat, kafarat, dan lain-lain.


2/Kedua, Dosa manusia kepada Allah SWT, Karena dosa-dosa yang berhubungan dengan melanggar larangan Allah, seperti minum khamar, makan harta riba, judi, zina , mencuri/korupsi dan lain-lain. 

Sesalilah perbuatan tersebut dan kuatkan hatimu untuk segera meninggalkannya dan tidak mengulangi dosa yang pernah dilakukan / bertaubat.

Dosa kpd Allah ( اَللّهُ ) kita bisa mohon ampun kepada Allah ( اَللّهُ ) bahkan bisa dimintakan ampunan oleh orang lain bahkan saat sudah mati.Kita ingat doa berikut ini?

Allaahummaghfir lilmuslimina wal mulsimaat wal mu'miniina wal mu'minaat al ahyaa-i minhum wal anwaat innaka sami'un qoribun mujibun da'awaat birahmatika yaa arhama raahimiin 

Ya Allah ( اَللّهُ ) berilah ampunan pada orang2 Islam / muslim laki laki dan perempuan, orang2 mukmin / mu'min laki2 dan perempuan, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Maha Dekat, Maha Menerima doa, Dengan RahmatMu Ya Yang paling Penyayang diantara para penyayang.


Doa tadi menunjukkan kita boleh mendoakan atau memintakan ampunan pada orang lain baik yang masih hidup maupun yang  sudah mati tapi syaratnya mereka Islam / muslim atau orang beriman / mukmin (mu'min).

3/Ketiga, dosa-dosa yang berhubungan dengan manusia. Dosa seperti ini yang paling sulit dan menyusahkan. Seperti mencuri harta orang lain, membunuh orang lain, menuduh orang lain berzina, menfitnah orang lain, meng-Ghibah orang, mencela orang.Bahkan hal sepele jangan diabaikan misalnya makan buah ditempat jualan buah tanpa izin , memetik buah orang lain tanpa izin.

Contoh makan harta orang lain:mencuri termasuk korupsi, merampok, tidak membayar hutang.


Dosa-dosa yang berkaitan dengan manusia tidak cukup hanya sekedar bertaubat kepada Allah, tetapi juga mesti meminta maaf dan keikhlasan dari orang yang pernah disakiti. Karenanya, jangan biasakan menyakiti hati orang lain, karena proses pertaubatannya pun sangat susah. Begitu pula yang berkaitan dengan urusan harta benda, tidak cukup dengan sekedar taubat, tapi mesti harus mengembalikan harta yang pernah dicuri. Kalau tidak mampu mengembalikan, akuilah perbuatan itu kepada orang yang bersangkutan dan mintalah maaf dan keikhlasannya.

Cara taubat / meminta ampun / meminta maaf:

Para ulama berkata, ‘Bertaubat dari setiap dosa hukumnya adalah wajib. 

#Jika maksiat (dosa) itu antara hamba dengan Allah, yang tidak ada sangkut pautnya dengan hak manusia maka syaratnya ada tiga. 1 / Pertama, hendaknya ia menjauhi maksiat tersebut. 

2 / Kedua, ia harus menyesali perbuatan (maksiat)nya. 

3 / Ketiga, ia harus berkeinginan untuk tidak mengulanginya lagi. 

Jika salah satunya hilang, maka taubatnya tidak sah. 

#Jika taubatnya itu berkaitan dengan hak manusia maka syaratnya ada empat. 

Yaitu ketiga syarat di atas dan ditambah yang  Keempat, yaitu hendaknya ia membebaskan diri (memenuhi) hak orang tersebut. Jika berbentuk harta benda atau sejenisnya maka ia harus mengembalikannya. Jika berupa had (hukuman) tuduhan atau sejenisnya maka ia harus memberinya kesempatan untuk membalasnya atau meminta ma’af kepadanya. Jika berupa ghibah (menggunjing), maka ia harus meminta maaf”

##########

Puasa qodho romadlon bagi yang kena udzur 

Bagi yang terhalang karena udzur sehingga puasa romadlonnya bolong gak bisa sebulan penuh misalnya bagi perempuan haidh,hamil, menyusui, atau laki2/perempuan yang musafir atau kena udzur sakit dll maka wajib baginya mengqodlo puasanya sebanyak yang ditinggalkannya.Dan puasa qodlo hukumnya wajib dan harusnya segera dilakukan.Kalau segera dilakukan puasa qodlo romadlon maka dibulan syawal pelaksanaannya meskipun sebenarnya waktunya tidak diharusnya di bulan syawal namun jika kita menyegerakan kewajiban qadla' puasa romadlon ini ya tentu dilakukan dibulan syawal karena itu bulan terdekat setelah bulan romadlon.

Puasa syawal.

Puasa ini juga diriwayatkan dalam hadist puasa syawal berikut ini: “Barang siapa yang berpuasa Ramadan, kemudian ia ikuti dengan berpuasa enam hari di bulan Syawal, ia akan mendapat pahala seperti setahun penuh”. (HR Muslim).


Ada pula hadist lain yang meriwayatkannya yakni kisah tentang Abu Ayyub al-Anshari bercerita bahwa Rasulullah saw bersabda, “siapa saja yang puasa Ramadhan, kemudian dia melanjutkan dengan enam hari pada bulan Syawwal maka jadilah puasanya seperi satu tahun.”


Hadits ini diriwayatkan oleh banyak ulama hadits, diantaranya adalah imam Ahmad, Muslim, Abu Daud, al-Tirmizi, al_nasai, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban. Kualitas dari hadits ini adalah shahih, dari segi ilmu hadits maupun dalam pandangan ulama fikih sepakat mengatakan bahwa hadits ini bisa diamalkan.

Cara melakukan puasa qodlo dan puasa syawal:

1.Yang lebih afdhol / 

Puasa qodlo' dulu baru puasa syawal dengan alasan qodlo hukumnya wajib sedangkan puasa 6 hari bulan syawal hukumnya sunah.Dan wajib itu kedudukannya diatas sunah /didahulukan /diprioritaskan.

Setelah menqodlo' puasa yang ditinggalkan selesai baru menjalankan ibadah puasa sunah 6 hari bulan syawal.


2.Atau jika mau mengerjakan ibadah sunah puasa 6 hari bulan syawal dulu dg alasan bulan syawal akan segera berlalu berganti bulan berikutnya maka juga syah2 saja.Karena qodlo bisa dilakukan pada bulan2 lainnya.Namun tetap pilihan yang sebelumnya tadi lebih afdhol dan lebih aman serta lebih tegas.

3.Pilihan yang lain yaitu berniat puasa qodlo maka sekaligus akan mendapatkan pahala puasa syawal bahkan jika dilakukan di hari senin /kamis sehingga mendapatkan banyak pahala, yaitu dg berniat qodlo puasa romadlon yang ditinggalkan dilakukan di bulan syawal dan sebagian di hari senin atau kamis dengan harapan mendapat pahala banyak.Hal itu juga tidak mengapa.Cuma lebih disarankan puasa yg berdiri sendiri-sendiri lebih teliti dan tegas serta meyaqinkan InsyaAllah Wallaahu a'lam bish showab.

############

Mempertahankan amalan seperti pada bulan romadlon

Hari ini harusnya lebih baik dari kemarin jika kita ingin menjadi orang yang beruntung.Namun bisakah amalan kita bulan syawal bisa lebih baik daripada bulan romadlon? Atau malah menurun? Padahal jika hari ini lebih buruk daripada hari kemarin maka termasuk rugi dan jika ingin beruntung maka hari ini harus lebih baik dari hari kemarin.

#############

Baiklah para sahabat semua, demikian tadi tulisan saya yang saya harapkan bermanfaat dan menjadi bahan pengetahuan/pelajaran bagi yang membutuhkan tapi jangan jadikan tulisan ini sebagai tolok ukur hukum / kebenaran krn kebenaran sejati hanya milik Allah ( اَللّهُ ).


Mohon maaf jika ada salah kata dan mohon diberi masukan jika ada kesalahan baik yang biasa maupun yang kesalahan fatal.


Sekian dari saya, wa aakhiru kalam, wa billahi taufik wal hidayah, Wassalaamu'alaykum warahmatullaahi wabarakaatuh...


Penulis: Giyo Bares

Editor: Giyo Bares